Friday, October 31, 2008

PAGI INDAH DIAKHIR RAMADHAN 1429 H



Pagi ini adalah pagi terakhir di bulan Ramadhan 1429 H.
Pagi yang sangat indah, pagi yang sangat sayang dilewatkan begitu saja.
Di-pagi ini masih sepi, masih senyap,
Sesekali terdengar ayunan sapu lantai yang di ayunkan Isteriku tercinta.
Kudengar burung-burung di belakang rumah masih asik menyanyi.
Pagi ini begitu menyejukkan hati.



Bergegas aku ke kemar mandi agar tubuh ini terasa lebih segar.
Di-pagi ini kusempatkan jalan-jalan sebentar
Kulihat Pasar di pagi ini sangat padat dari hari biasanya.
Begitu padatnya kuputar VariO ku mencari jalan lain.

Tak Lebih dari 10 menit, aku sudah pulang.
Kuhidupkan komputerku,…kuputar lagu Queen-ku
Kujalankan Photoshop ku mempercantik poto yg sudah cantik.
Raungan Gitar Sulungku terdengar dari Ruang Musik kami
Menambah indah pagi ini dalam rasa.

Pagi ini 30 Ramadhan 1429 H.
Tadi malam Taraweh kami penuh
Penuh Dg Tetangga dan Keluarga
Melepas dan mengantar Bulan Suci
Berdo’a dan Berharap agar bertemu lagi dengannya
Di-tahun depan.

Pagi yang indah ini
Janganlah kau cepat berlalu
Karena aku masih ingin berlama-lama dg mu.
Oh Pagi yg indah, bagian dari semesta yg bertasbih
Bagian dari semesta yg ber thawaf dan berputar.

Oh Pagi yg Indah
Tak sanggup daku memintamu bertahan sejenak.
Karena kehidupan harus berjalan
Semoga kami-kami ditentukan berjalan dalam takdir yg baik
Semoga kami-kami ditentukan dalam keabadian Iman dan Islam.
Hingga dipertemukan lagi dg pagi-pagi terindah berikutnya

Thursday, October 30, 2008

DAMAI DALAM MUSIK

bermain musik

More...

Saya pikir semua orang suka dengar musik. mendengar musik membuat jiwa menjadi tenang, pikiran jadi lapang. Hati kita jadi ikutan senang. Damai…rest and peace.

Semua ini tidak lepas dari Yang Menjadikan Musik, Yang Maha Indah, Yang Maha Memiliki Segalanya.

Musik di ciptakan Nya banyak mengandung rahasia. Sebagian rasa pada kalimat diatas adalah diantaranya, atau sebagai tambahannya mungkin saja musik itu menjadi obat berbagai penyakit di dalam hati.

Orang yang sedang suntuk mendengar musik akan menjadi tenang.

Orang yang jauh dari yang dicinta, ketika mendengar musik mungkin sedikit dapat mengobati kerinduan dalam dada.

Ada musik yang dipadu dengan ayat-ayat suci, membuat yang mendengar akan teringat Sang Pencipta sehingga hati yang tadinya agak menjauh diusahakannya menjadi dekat kembali.

Jadi gunakan musik dan bermusik dalam hal-hal yang baik-baik saja.

Janganlah musik dicampur-campur dengan hal-hal maksiat dengan mencampurnya dengan goyang yang menggoda, menikmatinya sambil mabuk-mabukan karena musik diciptakan bukan untuk itu. Musik yang demikian pasti sudah ada campur tangan setan.

Jadi gunakan musik itu hingga ia dapat membuat jiwa kita jadi tenang dan damai, syukur-syukur sambil dengar musik atau main musik kita ingat dengan Yang Menciptakan Musik.

BERHAJI MENUJU PROSES PERUBAHAN DIRI

Dalam minggu ini mungkin tidak hanya saya saja yang mendapat undangan selamatan haji, saya rasa andapun mendapatkan hal yang sama. Kitapun dengan tulus memenuhi undangan tersebut untuk saling maaf memaafkan dan saling ihlas atas apa yang sudah kita lakukan selama bergaul. Kitapun dengan tulus mendoakan sahabat dan saudara kita semoga diberi kesehatan, keselamatan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji nanti. Semoga pula sahabat dan saudara kita diberi kemampuan memaknai setiap syarat dan rukun haji yang ia kerjakan hingga tertanam dalam jiwa sepanjang perjalanan hidupnya.More...

Menurut saya Ibadah haji merupakan bentuk ibadah yang memiliki beragam makna, didalamnya tersirat bermakna ritual, individual, psikologis dan sosial maupun makna lainnya. Bermakna ritual karena haji adalah salah satu rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan setiap muslim bagi yang mampu, dan pelaksanaannya diatur secara jelas dalam Al Quran. Haji juga bermakna sebagai ibadah individual, karena keberhasilan haji sangat ditentukan oleh kualitas masing-masing jamaah haji dalam memahami aturan dan ketentuan dalam melaksanakan ibadah haji.

Makna psikologis dalam ibadah haji berarti setiap pribadi jamaah harus mempunyai kesiapan mental yang kuat dalam menghadapi berbagai perubahan seperti perbedaan suhu dan iklim, budaya bangsa Arab yang sangat berbeda dengan adat dan adab bangsa kita. Sedang ibadah haji bermakna sosial, adalah bagaimana para jamaah haji punya pengetahuan, pemahaman serta mau mengaplikasikan pesan-pesan simbolik yang ada dalam pelaksanaan ibadah haji untuk diwujudkan ke dalam kehidupan nyata.

Berhaji tidaklah semata-mata hanya untuk kepentingan kita dengan Allah, justru yang paling penting adalah dapat mengambil makna di balik simbol-simbol ritualitas haji untuk membentuk kepribadian dalam pergaulan dengan sesama. Dengan demikian, memahami dan menemukan makna sosial dalam ibadah haji adalah menjadi suatu keharusan bagi setiap umat Islam khususnya bagi jamaah haji.

Berhaji bukanlah ukuran kekayaan atau status, tapi berhaji adalah dalam rangka mencukupkan Rukun Islam kelima meskipun dalam salah satu syaratnya adalah mampu lahir dan batin. Berhaji adalah memenuhi panggilan Allah ke tanah suci Makkah dan Madinah. Untuk merenungkan esensi dan substansi haji di tengah simbolitas dan formalitas syarat-rukunnya. Diharapkan, dengan refleksi yang mendalam makna di balik semua itu, jamaah haji akan menemukan sebuah kekuatan dalam proses perubahan diri menuju terbentuknya kesalehan ritual dan sosial untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Semoga mayoritas para jemaah tidak terjebak dalam pelaksanaan syarat dan rukunnya saja, tanpa mampu mengungkap makna tersembunyi di balik rangkaian ibadah haji. sehingga sesudah berhaji tidak ada perubahan dalam kehidupannya. Kebanyakan orang lebih memaknai ibadah haji sebagai ibadah yang hanya penuh dengan ritualnya saja. Padahal, jika dipikir dan direnungkan, ibadah haji banyak mengandung makna sosial. Bukankah substansi agama kita adalah agama yang Rahmatan Lil’alamiin ?.

Kesalehan ritual dan sosial adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Kesalehan ritual mampu membuat orang menjadi shaleh secara sosial sedangkan keshalehan sosial muncul karena ketekunan dan ikhlas melakukan ritual.

Berhaji memiliki nilai yang besar jika kita mampu memaknainya. Salah satu caranya adalah mengungkap makna di balik syarat dan rukunnya. Makna sosial ibadah haji dapat diambil dari serangkaian kegiatan yang dilakukan selama ibadah haji berlangsung. Di antara kegiatan ritual haji yang mengandung makna sosial antara lain adalah :

Ihram, mengandung makna melepaskan dan membebaskan diri dari lambang material dan ikatan kemanusiaan. Dengan berpakaian ihram maka manusia mampu melihat manusia sebagai manusia karena semua manusia melepas bungkusan pakaian manusianya yang sering menjadi simbol kepalsuan dan kebohongan , ihram juga bermakna mengkosongkan diri dari mentalitas keduniawiaan, membersihkan diri dari nafsu serakah , kesombongan serta kesewenang-wenangan. Thawaf, berputar mengelilingi Ka’bah melambangkan kegiatan manusia yang tiada pernah berhenti dalam berjuang sebagaimana alam semesta yang terus berputar dan bertasbih tak kenal lelah sampai kehidupan ini akhirnya ditutup oleh Yang Maha Mengatur Kehidupan. Thawaf juga mengandung makna keluar dari lingkungan manusia yang buas masuk ke dalam lingkungan Rabbaniyah yang penuh kasih sayang, saling menghargai dan saling menghormati. . Sebelum thawaf, jamaah haji terlebih dahulu melontar jumrah sebagai pertanda mengusir setan yang menggoda Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as dan Siti Hajar. Setiap jamaah haji harus selalu berusaha mengusir godaan setan yang bersarang dalam dirinya. Sa’i, mengandung isyarat kesediaan menjalankan tugas dan tanggung jawab (berjalan) bagi jamaah haji ke arah hal-hal yang positif dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Tahallul, (memotong rambut) mengandung isyarat pembersihan, penghapusan sisa-sisa cara berfikir yang kotor yang masih berada dalam kelopak kepala masing-masing manusia. Jamaah haji yang telah menjalankan tahallul mesti harus memiliki cara berfikir, konsep kehidupan yang bersih, baik, tidak menyimpang dari etika dan norma sosial maupun agama.

Makna sosial ibadah haji mengajarkan kepada umat Islam umumnya dan jamaah haji khususnya senantiasa merubah pikiran, sikap serta perilaku yang lebih bermanfaat untuk masyarakat dan orang lain, janganlah kita hanya memiliki persepsi bahwa ibadah haji itu hanya untuk Allah, justru yang paling penting ibadah haji itu diperuntukkan bagi sesama manusia dengan cara selalu menjaga, menghormati, menghargai, kasih sayang dan saling menjunjung tinggi harkat dan martabat sesama.

Semoga haji yang di dapat jemaah kita adalah haji yang mabrur, haji yang membawa perubahan didalam diri, menjadi orang yang saleh, menjadi pribadi-pribadi dengan akhlak mulia dan terpuji sehingga membawa manfaat tidak hanya bagi dirinya tapi juga bagi sesamanya. Amin.

KEMBALI KE NOL, KEMBALI KE FITRAH KITA

Suatu sore di sebuah pom bensin menjelang waktu berbuka puasa, datang sebuah mobil sedan yang didalamnya duduk seorang sopir dan seorang majikan. Dilihat dari penampilan dan tindak tanduknya tampaknya sang majikan mungkin seorang pejabat, karena beliau sudah sangat mapan dan terbiasa membawakan perannya seperti seorang pejabat kebanyakan seperti pandangan lurus kedepan, bicara agak-agak ketus, rambutnya disisir rapi dan agak berminyak dengan menampilkan muka kaku sedikit ja’im.

Seorang anak muda penjaga pom bensin yang saat itu bertugas dengan membungkuk bungkuk memberi hormat mengucap salam “ Selamat Sore Pak, mau isi berapa Pak.?”

Si-Pejabat dengan sangat ketus menjawab “ 20 liter.” Kemudian kembali mengangkat ponselnya buat melanjutkan pembicaraan. Lalu sesuai aturan keselamatan pengisian bahan bakar kembali si-pemuda dengan sangat ramahnya berucap “ maaf bisa matikan dulu pak handpone nya?”. Si Pejabat tidak mengacuhkan tetap dengan pandangan lurus kedepan dan mungkin dengan sedikit kesal dimatikannya handpone nya. “ mulai dari nol ya pak” kata si penjaga berucap kembali..

More...

Tak berapa lama terdengar suara adzan Magrib tanda waktu berbuka telah sampai, “Alhamdulillah…(ucap si penjaga pom) Silahkan berbuka dulu Pak”. kembali dengan ramahnya si penjaga pom bensin mempersilahkan si pejabat untuk berbuka puasa di rest area sekitar pom bensin dimana disana terdapat food court yang menjual makanan siap saji. Kembali si-pejabat dengan muka angkuh tidak memperdulikan bahkan tanpa basa basi mereka meninggalkan se penjaga sampai-sampai ucapan terima kasih sipenjaga tak digubrisnya sama sekali.

Waktupun berlalu,…sampai saat Hari Kemenangan datang.

Seperti hari biasa dengan menggenjot sepeda pancalnya kembali si penjaga datang ketempatnya bekerja meskipun saat itu orang pada bergembira di rumah dengan keluarga masing-masing namun sipenjaga masih saja tetap bekerja. Mungkin saja hari raya itu dirumahnya tidak mempunyai apa-apa buat dimakan selayaknya makanan yang dimakan orang-orang saat berlebaran, mungkin saja anak dan isterinya tidak memakai baju baru selayaknya orang-orang yang merayakan hari raya, namun ia ikhlas menerima, ia ikhlas menjalani hidup dengan apa adanya.

Tiba-tiba kembali sebuah mobil sedan yang sama dipenuhi penumpang yang isinya si-Pejabat dan keluarganya singgah untuk kembali mengisi bensin mobilnya. “Selamat Hari Raya…mohon maaf lahir dan bathin ya Pak.” Kembali dengan santunnya si penjaga pom menyapa si Bapak dan keluarganya. Ucapan selamat berlebaran dari sipenjaga pom kembali diacuhkan si Pejabat. Dengan lapang dada si pemuda penjaga pom bensin menerima perlakuan tersebut. “ mulai dari nol ya pak? Ujarnya berucap dilanjutkannya dengan membuka tutup tangki mobil dan mengisi mobil tersebut dengan bensin yang dipesan.

Entah kenapa leher si-pejabat yang biasanya hanya tertuju kedepan karena sering dipergunakan menjaga wibawa, pada hari yang fitri itu diputar Allah kesamping kiri hingga dari balik kaca spion mobilnya si-pejabat melihat seorang anak muda sedang mengisikan bensin mobilnya. Layaknya sebuah film yang diputar kembali…ia mengingat-ingat, betapa ia selama ini sudah menjadi manusia yang sombong dan angkuh hanya karena menjadi orang yang ber harta. Ia juga mengingat-ingat betapa selama ini sudah menjadi manusia yang gila hormat tanpa sedikitpun menghargai dan menghormati orang lain apalagi terhadap orang orang miskin. Ia ingat disaat berpuasa kemarin ia sudah meremehkan harkat dan martabat seorang pemuda yang saat ini mengisikan bensin mobilnya. Dihari yang Fitri ini hatinya di beri hidayah di-ingatkan Allah atas sikap-sikapnya selama ini. Dihari Fitri ini ia di-ingatkan kembali, betapa ia sudah banyak berbuat salah.

Dengan matanya yang berbinar si-pejabat turun dari mobilnya untuk meminta ampun dan maaf pada si pemuda. Dijabatnya tangan si pemuda,…dirangkulnya tubuh si-pemuda tersebut sebagai permohonan maafnya. Kembali sebuah kalimat yang sangat mulia terlontar dari mulut si Pemuda “ MULAI DARI NOL ya PaaaK” ujarnya. “ Iyaa nak MULAI DARI NOL” balas di-Bapak sambil tersenyum.

Iklan ini dari awal sampai akhir sarat akan makna, dan setiap melihat iklan ini tampil di Televisi, saya tidak bisa menyembunyikan keterharuan saya dan terus terang mungkin semua orang akan berharap banyak akhir dari adegan diatas akan terjadi ditempat tempat apa saja tidak sebatas hanya di pom bensin, apakah itu di-kantor, di rumah, di pasar atau dimana saja.

Dikantor, para pekerja mungkin mengharap mempunyai atasan yang ramah sehingga suasana kerja tidak berasa tegang dan kaku. Karena masih banyak pimpinan yang jaga image (ja’im) dengan bawahannya. Mereka merasa dengan menciptakan suasana tersebut para bawahan akan lebih menjadi taat dan hormat, padahal tanpa disadari bisa saja penghormatan itu hanya didapat dari depan saja sedang dibelakang sipimpinan di cibir dan menjadi bahan umpatan bawahannya bahkan mendapat gelar macam-macam, begitu juga dirumah, isteri dan anak-anak sangat mengharapkan kesetiaan dan kasih sayang yang tulus dari seorang ayah. Setia karena mampu membawa dirinya menjaga kepercayaan isteri dan anak-anaknya dalam suasana dan situasi apapun. Kasih sayang selalu ditebar hingga menjadikannya bukan orang asing dalam rumah tangganya, kehadirannya selalu membuat suasana sejuk, indah dan damai.

Penghormatan dan pujian itu akan mengalir dengan sendirinya jika memang kita sudah menjalankan tugas dan peran kita dengan baik, penghormatan itu bukan dicari-cari. dengan sikap sombong dan angkuh, apalagi dengan pamer-pamer kekayaan dan jabatan. Kekayaan dan Jabatan tidak selamanya kita miliki,…karena semuanya akan ditinggalkan. Yang dikenang orang hanyalah perbuatan baik kita, Yang dikenang orang adalah ketulusan dan keikhlasan kita.

Mulai dari Nol, bukanlah sebatas kalimat biasa. Ia bisa berarti “kembali kepada fitrah setelah berjuang sebulan penuh melawan hawa nafsu dan berhasil mengendalikan diri dari segala hawa nafsu duniawi yang berlebihan dan tidak terkendali, atau nafsu batiniah yang tidak seimbang yang membuat kita menjadi buta dan tuli, menjadikan tidak peka dengan lingkungan sekitarnya secara objektif.

Mulai dari Nol, bisa jadi berarti kita lebih pandai membaca suasana, mengerti dan mengetahui dimana kita sekarang berdiri dan tidak menjadi makhluk asing di dalam diri kita sendiri sehingga kita mengetahui apa yang benar dan apa yang salah selama ini

Semoga “mulai dari Nol” juga di tetapkan Allah atas diri kita setelah kita ikhlas berpuasa di bulan Ramadhan sehingga kita kembali terlahir laksana seorang bayi dari perut sang bunda. Idul Fitri sudah di depan mata, Kembalikan diri kita ke NOL, Kembalikan diri kita pada fitrahnya sebagai seorang hamba Illahi Robbi dalam Tugas dan Peran apapun. Wassalam.

PERASAAN DAN RAMADHAN

Ramadhan sudah meninggalkan kita,...semua hanya menyisakan kenangan indah dalam kegembiraan mengagungkannya

Terbayang kegembiraan saat berpuasa, terkenang saat-saat Sholat Taraweh di malam harinya.

Terbayang saat berbuka puasa bersama keluarga

Terbayang saat makan sahur. Moga aja kualitas Puasaku tahun ini lebih dari tahun sebelumnya.

Naik Kelas !!!

Iyyaa, naik kelas kata Pak Ustad Adenan ketika suatu sore memberikan ceramah singkat saat perkumpulan yasinan alumni Haji kami berkumpul.

“ sudah seharusnya kita naik kelas, tentunya kalian tidak mau kan kualitas puasa sama seperti tahun lalu” kata beliau. “ naikkanlah dari puasa orang awam menjadi predikat puasa orang khawas” ujar beliau.

Insya Allah, semoga.


TENTANG ORANG KAYA


Suatu hari di ruang kerja saat beristirahat usai menyelesaikan kerja masing-masing, sedang asik dan rame ramenya terjadi perdebatan hangat dengan topik pembicaraan seputar orang orang kaya, baik orang kaya baru maupun orang kaya sejak dalam perut, Diawali dengan sebuah pertanyaan menggelitik : gimana sih komentar loe melihat si anu yg sekarang jd Pejabat yg setiap hari di datangi uang, bgm sih perasaan loe liat si anu yg hartanya terus nambah…. Mobilnya mewah, uangnya melimpah, rumahnya megah dan katanya dimana mana dia punya rumah, tanah, bahkan punya Sarinah….Rukayah,…Dewi…..atau apapun namanya di luar daerah sono.

Jadi ingat lagu “ Andai ku jadi orang kaya

Satu demi satu kawan-kawan mengeluarkan pendapatnya, yang namanya pendapat ya macam-macam dong,…lagian berpendapat kan sah-sah saja.

Seorang kawan berkomentar “ jika aku jd orang kaya, aku akan beli mobil mewah lebih dari satu, aku beli rumah dimana saja aku mau, mo ke Jakarta ada rumah, mo ke Surabaya ada rumah bahkan ditiap kota kalo perlu ada rumah plus mobil yg siap di bawa kemana saja….he….he kemaruk juga nih kawanku. Tapi ga papa…sah-sah saja.

Seorang yg lain menimpali lagi “ mun unda jd urang sugih napa aja kahandak pasti unda tulusakan (bhs banjar yg artinya “ kalau sy jadi orang kaya, apa saja pasti sy laksanakan”) yaaah….sama dong dg kawan yg atu.

Seorang sahabat yg lain lagi ikut menambah komentar, namun lebih bijak dan lebih santun terdengar di telinga. “ Kalau saya jadi orang kaya, saya akan berkeliling dari kampung ke kampung. Akan kulihat orang yg miskin dan papa. Jika kujumpai mereka akan kubagi uangku dengan mereka, akan kudata anak anak yg tak mampu bayar sekolah selanjutnya pendidikan mereka kutanggung sampai selesai pendidikan mereka. Buat apa mobil yg banyak, rumah yg banyak, tabungan yg banyak kalau hanya membuat aku jadi sombong dan pamer kekayaan saja….toh mobil yg banyak gak bias dipakai sekaligus dua buah, toh rumah yg banyak yg kita pakai buat tidur Cuma satu buah kamar saja,…uang yg banyak ditabungan juga tidak dapat kupegang semua. Suatu hari semuanya akan kita tinggalkan.”……wow dalam hati saya jadi merinding sendiri.

Ketika tiba giliran sy, dengan sedikit trik kualihkan komentar sy dengan sebuah pertanyaan baru “ Sekarang semua nya dah pada kasih komentar, sy pengen nanya lagi “apakah mereka yg kaya itu berbahagia?”

Jawaban baru pun kembali keluar dari celotehan kawan-kawan saya dan jawaban itu bervariasi.

“ Saya liat si anu itu kaya, tapi hubungan dg isteri sering gak harmonis” ujar seseorang

“kenapa bung?”

“ saya dengar si suami punya WIL di seberang pulau” jawabnya tangkas

Ha…ha…..ha…….”

“kalau si kaya yg satu itu lain lagi bung,…pokoknya setiap punya yg baru pasti dicerikatan kesana kemari, yg pasti orang-orang harus tau…memang ngakunya gak pamer sih …tapi yg jelas minta di dengarkan.” Ujar kawan yg lainnya.

“ ha….ha……ha….. itu setali tiga uang bung.”

Pembicaraan ini berakhir ketika Mushala dekat kantor mulai berkumandang Ayat Suci pertanda sebentar lagi akan tiba waktu Shalat Juhur, namun kami berusaha menyimpulkan pembicaraan tadi dengan sebijak-bijaknya pendapat.

Pertama, setenang-tenangnya orang kaya, pasti ada rasa ke kuatiran akan keamanan harta bendanya.

Kedua, sebaik-baiknya orang kaya adalah orang kaya yang bermanfaat bagi orang banyak ( bukan hanya orang lingkungan dan keluarganya saja).

Ketiga, sebaik-baiknya orang kaya adalah orang kaya yang tidak menuruti hawa nafsunya.

Keempat, kelima, keenam dst Akhirnya buat kita semua sebaiknya “ Jangan suka melihat keatas memandang kekayaan orang dan menghitung hitung harta orang, syukuri apa yg kita miliki sekarang,…banyak-banyaklah melihat kebawah. Masih banyak orang yg miskin tak berkecukupan….mencari sehari habis sehari, kadang dapat uang kadang tidak makan. Tolonglah mereka…Bantulah mereka….Jangan lah hidup berfoya-foya karena kita tidak tahu mungkin ada tetangga kita yg anaknya menangis karena hari ini kelaparan, mungkin tetangga kita kebingungan karena tdk mampu membiayai sekolah anaknya.

Tulisan ringan ini hanyalah celotehan belaka, tidak bermaksud mengolok-olok orang kayak arena tidak sedikit orang kaya yg rendah hati, tidak sedikit orang kaya yg rajin memberi tanpa mengharap kembali.

Kalo mo tau pendapat saya pengennya yg Pas-Pasan saja, artinya pas mau makan…makanan nya ada, pas perlu kendaraan…kendaraannya ada. Pas perlu uang, uangnya ada….Wassalam

JAJANG MARKONI